Home » » Tempat Wisata di Kabupaten Bangli Bali

Tempat Wisata di Kabupaten Bangli Bali

Written By Bali Teen Adventure on Wednesday, June 24, 2015 | 10:23 AM

1. Wisata Alam Gunug Batur Kintamanai
Wisata Alam Gunug Batur Kintamanai

Kintamani salah satu objek wisata di bali, yang memiliki udara pegunungan yang sejuk dengan panorama Gunung  dan Danau Batur yang indah. Yang paling pavorit di sini adalah desa Penelokan kecamatan Kintamani, desa ini terletak di tepi Gunung Batur adalah tempat yang paling indah untuk melihat pemandangan Gunung Batur dan danaunya. Di sini terdapat Gunung berapi kecil, gunung ini masih aktif sampai letusan yang besar terjadi pada tahun 1917, dimana letusan tersebut telah mengambil ribuan nyawa dan menghancurkan ratusan rumah penduduk Desa Batur Tua yang berada di dasar kaldera Batur. Penduduk yang masih tersisa mengungsi ke Desa Batur, pura Ulun Danu yang berada di lembah ginung Batur, juga pindah ke Desa Batur yang sekarang, tapi sampai sekarang pura Ulun Danu batur yang ada di penolokan masih menjadi pusat kegiatan pemujaan penduduk setempat dan Bali. Menempati bagian tengah pegunungan dan dataran tinggi pulau Bali, suhu udara di daerah Kintamani, Bangli ini cukup sejuk bahkan sangat dingin di malam hari untuk wilayah Kintamani. Pada musim-musim tertentu biasanya musim penghujan,  akan disertai turunnya kabut. Kintamani terletak di kabupaten Bangli. Bangliletaknya di tengah-tengah pulau Bali, salah satu kabupaten di Bali yang tidak  punya pesisir pantai, , berada pada ketinggian 400 meter di atas permukaan laut, menyebakan wilayah ini sangat sejuk, tumbuh-tumbuhan, tumbuh subur di sana. Pesona alamnya yang indah yaitu pemandangan Danau Batur yang merupakan danau terbesar di Bali dan Gunung Batur salah satu Gunung berapi yang masih aktif, yang berdiri di tengah-tengah kaldera membuat daerah ini menjadi salah satu tujuan wisata paling favorit di Bali.

2.Pura Kehen
.Pura Kehen
Pura Kehen  merupakan salah satu Pura kuno di Bali dimana tersimpan tiga buah nekara perunggu. Pura ini disungsung oleh masyarakat disekitarnya. Upacara di Pura ini diadakan pada “Bulan Kliwon Shinta” dan Upacara Ngusaba diadakan setiap tiga tahun sekali yang jatuh pada “Purnama Keliama” sekitar bulan November. Tempat ini dapat dicapai dengan kendaraan ataupun berjalan kaki dari Sasana Budaya Giri Kusuma. Kata kehen berasal dari kata “keren” yang berarti panas sehingga Pura Kehen juga disebut Pura Hyang Api. Pura Kehen terletak di kaki bukit Bangli, 2 km dari kota Bangli. Sebagai pura bersejarah, tempat ini sebaiknya dikunjungi dimana terdapat tangga yang cukup tinggi kearah Selatan.
Pura Kehen merupakan pura terbesar dan sangat sakral di wilayah Bangli, terletak di pusat kota sekitar 1,5 km timur laut. Ribuan orang yang mengunjungi pura tua ini. Dimana ditengah persawahan tampak penuh dengan wayang-wayangan. Diawal abad-11 pura ini dinyatakan sebagai negara pura oleh Sri Brahma kemuti Kutu. Kehen berasal dari kata’kure’, yang berarti rumah tangga atau hati. Pura ini berada dibawah perlindungan Brahma, si Raja Api.
Seperti Besakih, Pura Kehen dibangun pada 8 tingkatan di lereng selatan bukit. Setiap tiga tingkatan utama dihubungkan pada satu diatasnya oleh tangga. Yaitu Jabaan, Jaba Tengah, dan Jeroan. Ketika odalan pura dirayakan , tarian Rejang yang sakral ditampilkan. Upacara Nyusaba Bangli adalah odalan yang lebih besar. Jenis tarian yang langka ditampilkan di daerah Bangli termasuk Baris Presi ( 8 pria dengan perisai kulit ), Baris dadap ( pria dengan perisai terbuat dari kayu dadap ) dan Baris Jogor ( 8 pria dalam satu garis dengan tombak )

3. Desa Traditional Penglipuran
Desa Traditional Penglipuran
Desa adat Penglipuran berlokasi pada kabupaten Bangli yang berjarak 45 km dari kota Denpasar, Desa adat yang juga menjadi objek wisata ini sangat mudah dilalui. Karena letaknya yang berada di Jalan Utama Kintamani – Bangli. Desa Penglipuran ini juga tampak begitu asri, keasrian ini dapat kita rasakan begitu memasuki kawasan Desa. Pada areal Catus pata yang merupakan area batas memasuki Desa Adat Penglipuran, disana terdapat Balai Desa, fasilitas masyarakat dan ruang terbuka untuk pertamanan yang merupakan areal selamat datang. Desa ini adalah sebuah desa yang memiliki tatanan khas dan berbeda dengan desa – desa adapt lainnya yang ada di Bali. Ciri khas desa tersebut terletak pada angkul – angkul {pintu gerbang} rumah penduduknya yang seragam. Ada 76 angkul – angkul yang berjajar rapi dari ujung utara hingga selatan desa. Angka76 ini menunjukan 76 keluarga utama atau pengarep.
Selain angkul- angkul seragam, desa yang terletak sekitar lima kilometer di utara Bangli ini juga memiliki sejumlah adat dan tradisi unik lainnya. Salah satunya, pantangan bagi kaum lelakinya untuk beristri lebih dari satu atau berpoligami. Laki – laki Desa Penglipuran dididik untuk setia kepada satu pasangan saja. Disini ada awig – awig {aturan adat} yang melarang praktik berpoligami. Jika melanggar, lelaki tersebut akan dikucilkan di sebuah tempat yang dikenal dengan nama Karang Memadu.

Desa ini merupakan salah satu kawasan pedesaan di Bali yang memiliki tatanan yang teratur dari struktur desa tradisional, perpaduan tatanan tradisional dengan banyak ruang terbuka pertamanan yang asri membuat desa ini membuat kita merasakan nuansa Bali pada dahulu kala. Penataan fisik dan struktur desa tersebut tidak lepas dari budaya yang dipegang teguh oleh masyarakat Adat Penglipuran dan budaya masyarakatnya juga sudah berlaku turun temurun. Keunggulan dari desa adat penglipuran ini dibandingkan dengan desa-desa lainnya di Bali adalah, Bagian depan rumah serupa dan seragam dari ujung utama desa sampai bagian hilir desa. Desa tersusun sedemikian rapinya yang mana daerah utamanya terletak lebih tinggi dan semakin menurun sampai kedaerah hilir. Selain bentuk depan yang sama, adanya juga keseragaman bentuk dari bahan untuk membuat rumah tersebut. Seperti bahan tanah untuk tembok dan untuk bagian atap terbuat dari penyengker dan bambu untuk bangunan diseluruh desa. Karena Desa Penglipuran terletak didataran yang agak tinggi, suasana terasa cukup sejuk. Selain suasana pertamanan yang asri tetapi juga sangat ramahnya penduduk desa terhadap tamu yang datang. Banyak wisatawan yang datang dapat menikmati suasana desa dan masuk kerumah mereka untuk melihat kerajinan – kerajinan yang penduduk desa buat. Sehingga untuk tinggal berlama lama disini sangatlah menyenangkan. Desa Adat Penglipuran ini termasuk desa yang banyak melakukan acara ritual, sehingga banyak sekali acara yang diadakan didesa ini seperti pemasangan dan penurunan odalan, Galungan dll. Memang Saat yang sangat tepat untuk datang kedesa ini adalah pada acara tersebut berlangsung, sehingga kita dapat melihat langsung keunikan dan kekhasan dari desa penglipuran ini. Walaupun anda tidak sempat datang pada saat acara tersebut diatas, anda dapat menikmati suasana desa pada sore hari. Karena pada saat sore umumnya penduduk desa keluar rumah setelah selesai melakukan aktifitas rutin mereka dipagi dan siang hari, merek keluar untuk berkumpul bersama sama penduduk desa yang lain dan para pria pada saat sore hari mengeluarkan ayam jago kesayangan mereka dan tidak jarang mereka melakukan tajen/adu ayam tetapi tanpa pisau dikakinya. Sambil menunggu datangnya senja anda dapat menikmati Bubur Ayam diwarung Pak Made yang sangat bersih dan murah meriah dan berbaur bersama penduduk desa adat penglipuran merupakan pengalaman yang tidak akan saya lupakan.

sumber: http://www.paketwisatakebali.com/tempat-wisata/bangli.html

0 comments :